Lhokseumawe – Himpunan Mahasiswa Perantauan Kota Sada Kata (HIMAPA-KOSAKA) salah satu organisasi perkumpulan mahasiswa asal Kota Subulussalam yang sedang menjalani sekolah tingkat menuju Sarjana / Kuliah di daerah Lhokseumawe (Aceh Utara).
Ada sekitar 200 mahasiswa Subulussalam yang tercatat aktif dalam organisasi Himapa-Kosaka, para mahasiswa tersebut sangat mengharapkan kunjungan PJ gubernur Aceh ke kota Subulussalam untuk turun langsung ke daerah yang terkena dampak banjir, dan khususnya ke daerah Kecamatan Rundeng, Kecamatan Sultan Daulat dan Kecamatan Longkib, terkait bencana banjir yang mematahkan semangat kerja masyarakat di daerah tersebut hingga pengaruh terhadap kurangnya mata pencaharian mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam 3 bulan terakhir ini, intensitas curah hujan cukup tinggi hingga melanda beberapa bahagian daerah yang ada di wilayah kota Subulussalam, sehingga mengakibatkan volume Lae (sungai) Soraya meluap hingga menjangkau halaman perumahan warga, bahkan sampai masuk ke rumah warga sehingga warga harus mengungsi ketempat saudara yang rumahnya tidak terkena banjir.
Rahmad kombih selaku ketua devisi Humas HIMAPA-KOSAKA Priode 2023- 2024 yang juga sekaligus sebagai demisioner wakil ketua Umum Himapa-kosaka Priode 2020-2023, sebagai perwakilan suara dari seluruh perkumpulan mahasiswa yang tergabung di HIMAPA – KOSAKA Lhokseumawe, mengirimkan sebuah rilisan, yang isinya tentang permohonan mereka kepada PJ Gubernur Aceh via chat whatsapp, melalui awak media ini /// Senin 25 Desember 2023.
Rahmad menyampaikan,
“Kami segenap Himpunan Mahasiswa yang sedang berkuliah di Lhokseumawe-Aceh Utara, miris melihat masyarakat sebab kurang seriusnya sikap dan perhatian Pemerintah Subulussalam dalam memberikan rasa peduli dalam pasca terjadinya banjir ini, “ungkapnya
“Dan kami melihat hingga sejauh ini, Pemerintah Kota Subulussalam masih terlihat acuh tak acuh antara serius dan tidak dan kami mengatakan tindakan itu setengah hati dalam menangani masalah banjir ini, ” jelasnya
“Dan harus kami akui bahwa Pemerintah Daerah Kota Subulussalam ada memberikan bantuan terhadap masyarakat yang terkena dampak banjir, yang menurut kami tidak layak berdasarkan fakta di lapangan, bahwa bantuan yang disalurkan ke warga itu hanya berupa Indomie dan sejenisnya beserta telur dan bahan pokok lainnya yang jauh di bawah standar kebutuhan masyarakat di pasca banjir saat ini, dan itu kami melihat hanya untuk kebutuhan dalam jangka waktu hari yang singkat dan terkesan untuk pencitraan semata, ” imbuhnya
“Perlu kami sampaikan kepada pemerintah kota Subulussalam agar pokus dalam mengatasi masalah banjir ini, untuk memberikan upaya bantuan kemanusiaan terhadap masyarakat yang terkena dampak banjir yang terjadi di sejumlah daerah wilayah Kota Subulussalam, “tegasnya
“Kami menyampaikan, janganlah membuat kesibukan dengan memanfaatkan momen banjir ini, untuk kepentingan Politik yang saat ini sudah memasuki proses tahapan untuk pemilu 2024 mendatang, “ucap Rahmad
Di tambahkannya, “dan kami Himpunan Mahasiswa Perantauan Kota Sada Kata (HIMAPA-KOSAKA) Subulussalam, sangat berharap dan meminta kepada PJ Gubernur Aceh agar datang dan turun langsung ke daerah Kota Subulussalam untuk melihat secara langsung keadaan yang dialami masyarakat Subulussalam, “kata Rahmad
“Agar kiranya bapak Pj Gubernur Aceh bisa melihat dan merasakan apa yang dirasakan oleh warga setempat yang saat ini sedang mengalami dampak banjir. Banjir di Subulussalam sudah terbilang sangat lama sehingga masyarakat tidak bisa bekerja efektif demi kebutuhan sehari-hari, hal ini telah menimbulkan efek sikis yang mematahkan semangat kerja masyarakat dalam mencari kebutuhan sehari-hari mereka, “tegasnya
“Seperti di salah satu daerah, sambungnya,
contoh di Kecamatan Rundeng tepatnya di Desa Panglima Sahman, sebagai lintas antara warga ke pusat kecamatan itu, terlihat memang benar-benar lumpuh total harus menyewa perahu, dan ini menjadi sebuah permasalahan yang timbul menjadi beban materi bagi masyarakat, “paparkannya
Tidak sampai di situ, Rahmad juga menjelaskan,
“Ada hal yang di keluhkan masyarakat setempat, berupa ongkos perahu saja pun sangatlah mahal, tarif harga mencapai hingga kisaran dua puluh lima (25) ribu hingga empat puluh lima (45) ribu persekali naik nya, dan proses rute perjalanan bukan hanya sekali naik saja, ada dua (2) titik rute keberangkatan dalam perjalanan untuk mencapai tujuan, demikian juga dengan sekembalinya ke titik awal keberangkatan. Hal ini yang menjadi salah satu faktor yang sangat perlu untuk di perhatikan oleh pemerintah daerah maupun provinsi, “jelas Rahmad
“Oleh sebab itu, besar harapan kami kepada PJ Gubernur Aceh untuk datang turun langsung ke daerah Kota Subulussalam, untuk melakukan koordinasi serta memerintahkan kepada Pemerintah Daerah setempat agar menangani masalah banjir ini lebih serius untuk memberikan perhatian dengan penuh tanggung jawab melalui kerja yang nyata serta sepenuh hati tanpa di latar belakangi kepentingan politik, sebab ini masalah kemanusiaan, “tutupnya.(*)
~m4t84r~