Batu Bara | Suara protes kembali bergema dari para senior Partai Gerindra Kabupaten Batu Bara. Mereka mendesak Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra untuk segera turun tangan dan melakukan evaluasi total terhadap Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerindra Batu Bara. Pernyataan ini dilontarkan bukan semata-mata karena emosi, melainkan sebagai bentuk keprihatinan atas kondisi partai yang dinilai telah kehilangan arah dan mengabaikan kader-kader terbaiknya.
Taufik Nurdin, SE, pendiri DPC Gerindra Batu Bara tahun 2008 dan Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, didampingi Helmi Syam Damanik, SH, MH, Ahmad Setia Bakti, Bambang Irawan, dan beberapa mantan ketua PAC, menyampaikan kritik tajam. Mereka menilai DPC Gerindra Batu Bara saat ini telah kehilangan semangat awal partai, yaitu keberanian, kejujuran, dan keberpihakan kepada rakyat.
“DPC sekarang tersandera kepentingan sempit. Buktinya, posisi Wakil Ketua DPRD Kabupaten Batu Bara saja tidak mampu diputuskan. Ini bukti nyata kegagalan kepemimpinan,” tegas Helmi Syam Damanik. Ia menambahkan bahwa keberhasilan Gerindra meraih 6 kursi DPRD Batu Bara bukanlah hasil kerja Ketua DPC saat ini, melainkan buah dari kerja keras kader-kader sebelumnya. “Ketua DPC hanya meneruskan DCT yang sudah final. Di mana kontribusi nyata beliau? Di mana kepemimpinan yang tegas dan visioner?” tanyanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ahmad Setia Bakti, mantan Kepala Sekretariat DPC Gerindra Batu Bara, menyatakan kegagalan menentukan Wakil Ketua DPRD sebagai pengkhianatan terhadap amanah rakyat. “Ini bukan sekadar jabatan, tetapi simbol kepercayaan rakyat. Ketidakmampuan menyelesaikan ini menunjukkan DPC telah gagal menjadi rumah besar perjuangan rakyat,” ujarnya.
Situasi ini semakin ironis karena Kabupaten Batu Bara menjadi satu-satunya daerah yang belum menetapkan Wakil Ketua DPRD. Hal ini menimbulkan citra negatif bagi Gerindra di mata publik, menimbulkan spekulasi adanya tarik-menarik kepentingan internal, dan mempertanyakan prioritas Ketua DPC antara kepentingan pribadi dan marwah partai.
Taufik Nurdin menekankan pentingnya menyelamatkan kader-kader terbaik yang telah berjuang bertahun-tahun. “Gerindra Batu Bara butuh pemimpin yang berani, bukan yang hanya menikmati fasilitas partai,” tegasnya. Mereka meminta DPP Gerindra untuk mengambil tindakan tegas, termasuk menunjuk caretaker jika diperlukan, untuk mengembalikan marwah dan soliditas partai.
Bambang Irawan menambahkan, jika dibiarkan, Gerindra Batu Bara akan menjadi kendaraan politik segelintir elite yang haus kuasa dan melupakan tujuan awal partai. Protes ini menjadi sinyal serius bagi DPP Gerindra. Jika diabaikan, citra partai bisa hancur di Batu Bara dan berdampak pada perolehan suara pada Pemilu 2029.
Bagi para pendiri dan kader senior, Gerindra lebih dari sekadar partai politik; ia adalah wadah perjuangan untuk rakyat. Kepemimpinan yang lemah dinilai sebagai penodaan semangat perjuangan tersebut. Helmi Syam menutup pernyataan dengan peringatan keras: “Kalau DPP tidak segera bertindak, bukan hanya kursi Wakil Ketua DPRD yang hilang, tetapi juga kepercayaan rakyat yang sudah kita bangun bertahun-tahun.”
Diedit; Rahmat Hidayat