Jakarta – Seminar kepemiluan yang bertema Partisipasi Strategis Generasi Muda Dalam Mendorong Pemilu Yang Berintegritas yang di selenggarakan di Hotel Mercure, Jakarta Pusat. Rabu (27/12/2023).
Partisipasi sering diartikan sebagai keikutsertaan pemuda Milenial dan Gen Z dalam suatu kegiatan. Partisipasi merupakan proses aktif dan inisiatif yang muncul dari pemuda dalam suatu kegiatan.
Salahsatu narasumber dari kalangan Gen Z di hadiri oleh Brahma Aryana Wiraksumah bagaian Divisi Monitoring KIPP Indonesia menyampaikan bahwa “kita ini belum secara langsung menyampaikan kegelisahan kita terhadap para pemangku kebijakan dan hal ini cukup di sayangkan. Kenapa hal itu bisa terjadi, mungkin semua partisipan ingin memilih meskipun ada beberapa orang yang kecewa hasil pemilu yang prosesnya membuat kita jenuh, banyak gimmicknya, joget-joget seharusnya poin paling utamanya adalah adu gagasan atau bagaiamana membuka lapangan pekerjaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebenernya itu anak muda peduli terhadap sebuah isu, tapi cenderung memisahkannya dengan politik. Karena politik dianggap sebuah barang yang kotor, koruptif, dan manipulatif. Akhirnya kesan yang timbul seperti anak muda apatis terhadap politik. Makanya yang perlu dikritisi adalah bagaimana politisi menunjukan sikap negarawannya. Selain karena bisa menaikan trust publik kepada para politisi, juga bisa memperbaiki kualitas demokrasi kita yang kian mengalami regresi.
Kesadaran ini perlu kita jadikan sebuah tindakan. Agar kita sebagai anak muda tidak hanya disematkan kepada kuantitasnya saja tapi juga kualitasnya”. Tuturnya
Salah satu hal mendasar menyebabkan besarnya jumlah Golput dari kalangan anak muda adalah adanya motivasi yang beragam dari para peserta pemilu. Motivasi tersebut lebih cenderung pada kepentingan politik semata bukan kepentingan publik sehingga para milenial cenderung dirinya tidak mau memilih.