Oleh: Devi Ramaddani
(Pemerhati Sosial)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Universitas Mulawarman pernah diterpa isu miring mengenai kekerasan seksual. Isu itu mencuat setelah salah seorang oknum dosen Fakultas Kehutanan dipolisikan karena diduga melakukan tindakan amoral kepada tiga mahasiswinya. Peristiwa ini terjadi pada April 2022. Kini, dosen tersebut tengah diproses hukum.
Penanganan kasus tersebut disebut sempat menemui banyak kendala. Salah satu masalahnya adalah tidak ada satuan tugas khusus penanganan kasus kekerasan seksual. Padahal, satuan tersebut merupakan amanat dalam Permendikbudristek 30/2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi. (https://kaltimkece.id/warta/pendidikan/ikhtiar-unmul-membasmi-penjahat-seksual).
Kini Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) Unmul menggelar roadshow bertajuk “Sosialisasi Mengenai Pencegahan dan Penanganan Kekerasan seksual di Lingkungan Kampus”. Pelaksanaannya mengacu Pada Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Permendibudristek) 30 Tahun 2022 bab II, pasal 6 ayat (3) huruf g.
Agenda tersebut dilakukan secara hybrid sejak Kamis (25/5) hingga Rabu (31/5) yang terbagi ke dalam empat tim pelaksana. Selain bertandang ke Rektorat Unmul, terhitung sebanyak tiga belas fakultas telah mereka sambangi selama kegiatan tersebut berlangsung.
(https://www.instagram.com/p/Cs6CkSjvpmm/?utm_source=ig_web_copy_link&igshid=MmJiY2I4NDBkZg==).
Kembali dibuat geram kasus Kekerasan Seksual yang makin hari makin marak. Ironi, karena terlebih lagi terjadi di dunia kampus. Dimana kampus yang notabene tempat aman menuntut ilmu malah menjadi menakutkan.
Penangan yang dilakukan dengan jalan membentuk Satgas PPKS dengan program sosialisasi dan edukasi itu yang saat ini digencarkan sebetulnya tidak soluktif dan belum mampu menyentuh akar masalah, buktinya masih banyak kekerasan seksual yang kita temui. Integritas idealisme dosen dan mahasiswa perlu dipertanyakan jika kasus kekerasan seksual terus terjadi.
Sebenarnya akar permasalahan pendidikan saat ini berasaskan sekuralisme yang menjauhkan peran agama dari kehidupan. Nilai-nilai agama tidak dipakai sebagai standar perbuatan. Akhirnya dalam individu bebas berbuat mengikuti hawa nafsunya tanpa mengindahkan prinsip halal dan haramnya sesuai syariat. Hingga wajar saat ini dunia kampus jauh dari nilai agama dan gagal menjadi agent mercusuar pengubah peradaban masyarakat dan kontrol negara.
Perlu kita ketahui bersama bahwa kekerasan seksual di kampus merupakan persoalan yang sistematis. Oleh karena itu sudah saatnya kita memperbaikinya dengan sistem yang lebih baik yaitu Islam. Pendidikan yang berlandaskan aqidah Islam akan menghasilkan generasi yang bertakwa. Dan penuh kesadaran bahwa perbuatan terikat pada Islam dan akan ada pertanggungjawaban kelak di akhirat. Selain itu penerapan sistem Islam juga mengatur sistem pergaulan antara perempuan dan laki-laki. Dengan tidak boleh campur baur (ikhtilat), berdua-duaan yang bukan mahram (kholwat) seperti hadis Rasulullah Saw, “ Janganlah seorang laki-laki itu berkhalwat (menyendiri) dengan seorang wanita kecuali ada mahram yang menyertai wanita tersebut.” (HR. Bukhari & Muslim).
Islam juga akan menutup berbagai kegiatan yang bisa menimbulkan kekerasan seksual, seperti mengumbar aurat dan sensualitas di tempat umum, situs porno, dan lainnya. Islam akan memberikan pembinaan akidah yang kuat serta menjaga akal, jiwa, dan juga kehormatan rakyatnya. Sehingga akan membentuk masyarakat yang senantiasa melakukan amar makruf nahi mungkar.
Fakta dunia menunjukan bahwa pendidikan khususnya kampus dimasa Daulah Islamiyah menjadi pusat ilmu dan peradaban bagi dunia. Sejarah telah membuktikan betapa agungnya sistem pendidikan Islam pada masa itu. Belum lagi sumbangsih ilmu dari peradaban Islam sangat berjasa dalam kecanggihan teknologi yang dipakai hingga kini.
Demikianlah jika akar masalah kekerasan seksual di negeri ini bisa terselesaikan dengan mekanisme Islam yang mampu melahirkan generesi penerus yang berakhlak mulia, berkembang sebagai generasi yang menggoreskan peradaban Islam menjadi generasi emas di seluruh negeri semua itu terwujud hanya dalam sistem Islam.
Wallahu A’lam Bish-Shawab